Perlahan, aku mulai merajut cinta ini dengannya.
Yang sebelumnya harus terpagari oleh hubunganku dengan oranglain, dan dia
dengan mantan kekasihnya. Enatah yang kurasa ini sama dengan yang ia rasa atau
tidak. Pada waktu itu, aku justru menyanginya disbanding dengan kekasihku pada
saat itu. Tapi aku selalu berharap bahwa cinta ini tidak akan pernah jadi
boomerang nantinya. Bahwa cinta ini akan indah pada waktuNya. Bahwa cinta ini
akan menjadi pelajaran dna pengalaman dalam skenario hidupku.
Ya Allah, mungkin aku buta. Tak pantas di dunia.
Tidak pernah bersyukur atas cinta yang sudah Kau beri untukku. Segalanya sifat
yang tak pernah ingin kumiliki. Jujur, aku mencintainya dari kami dipertemukan.
Tapi aku tak ingin citaku terlalu bebas untuknya karna disisi lain aku telah
melukai rasa cinta orang yang mencintaiku.
Katanya, hidup ini lebih baik dicintai daripada
mencintsi. Itu sulit bagiku Tuhan, karna caranya sangat biasa untuk dapat
meyakinkan perasaanku. Ataukah ini semua karna aku tak bersyukur ya, Tuhan? Mengapa
aku seperti ini> mana aku yang dulu? Kemana jiwaku selama ini? Aku ingin
menjadi diriku kembali Tuhan. Melepas topeng ini dan membuangnya jauh.
Aku tak sanggup dengan aku yang
‘bukan diriku’ ini. Aku lelah harus munafik diantara dua pria itu. Aku ingin
terus kejar citaku yang selalu kuanturkan dalam setiap doaku Tuhan. Ya.
Membahagiakan kedua orangtua, adik-adikku, dan keluarga. Aku ingin menjadi
bintang yang ‘dulu’, tanpa harus ada topeng yang menutupi sedikitnya sinarku.
Aku ingin kembali Tuhan. Kembali menjadi diriku dan tetap focus pada tujuanku
itu.
Bangunkan aku Tuhan dari mimpi-mimpi
burukku ini. Sadarkan aku Ya Allah dalam jurang yang perlahan membuatku lemah
dalam mengejar citaku. Yang perlahan membuatku hanya berjalan dalam
menggapainya. Bantu aku memulai, menjalani, menikmati dan mengakhirinya nanti
Tuhan. Kutunggu hidayahMu ya Allah ya Rabb. Aku menyayangimu, ya Tuhanku. J
Best
Regards,
Hambamu
(Jakarta, 30/3/13)
0 komentar:
Posting Komentar